Minggu, 24 April 2011



Kain Songket
     Kain Songket adalah kain yang motifnya di buat dengan bentuk variasi anyaman, menggunakan benang warna-warni atau benang dari emas dan benang perak di atur dengan sedemikian sehingga berbentuk motif yang di inginkan. Kain songket pada jaman dahulu hanya merupakan aktifitas warga puri, dimana ada puri disana pasti ada kerajinan tenun kain songket. Kain Tenun songket adalah kerajinan tenun ikat tradisional yang merupakan kekayaan intelektual masyarakat bali yang corak dan motifnya bersumber pada seni budaya bali. 
Pusat kerajinan songket
            Di Indonesia, pusat kerajinan tangan tenun songket dapat ditemukan di Sumatera, Kalimantan, Bali, Sulawesi, Lombok dan Sumbawa. Di Bali, desa pengrajin tenun songket dapat ditemukan di kabupaten Klungkung, khususnya di desa Sidemen dan Gelgel.

Bahan-bahan pembuatan songket
      Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat songket, antara lain seperti alat tenun, rungsen, benang emas, benang merah, baliro, lidi, buluh, pleting dan lain sebagainya. Dalam pembuatan songket diperlukan ketekunan, keuletan, dan kesabaran. Kalau dilakukan terburu-buru hasilnya tidak bagus. Waktu yang dibutuhkan untuk menenun satu songket biasanya paling cepat setengah bulan dan paling lama satu bulan. Waktu tersebut belum termasuk membuat motif. Sehingga untuk membuat satu songket waktu diperlukan bisa satu bulan setengah.

Pembuatan
      Proses pembuatan melalui beberapa tahapan, pertama yaitu pencelupan, Benang Sutera yang masih putih dicelup sesuai warna yang dikehendaki, setelah itu dijemur dengan bambu panjang di terik matahari untuk membuat kain. Setelah benang kering maka akan dilakukan proses desain (pencukitan) dengan menggunakan lidi sesuai dengan motif yang dikehendaki.
Setelah proses pencukitan selesai maka akan dilakukan proses penenunan yang memerlukan waktu mulai 1 - 2 bulan. Didalam proses penenunan ini benang sutera dimasukkan kealat tenun melalui sisir tenun dan henddle utama pada rangkaian kain yang membentuk pola simetris dan diisi oleh benang sutra dan benang emas tambahan. Alat yang digunakan untuk proses penenunan ini selain 1 (satu) set alat tenun, digunakan juga baliro yang digunakan untuk menyentak benang di lungsi dengan benang pakan. Benang pakan dimasukkan dengan menggunakan alat yang bernama peleting. Sedangkan untuk mempermudah benang pakan yang ada di peleting masuk ke lungsi teropong didorong melewati benang lungsi. Setelah benang di peleting lewat, baik benang sutera maupun benang emas, maka dilakukan penenunan dengan menyentak benang dengan beliro yang dibantu dengan sisir tenun. Proses penenunan dimulai dari ujung kain, dilanjutkan sesuai dengan motif kain. Setiap songket mempunyai tumpal kain. Tumpal kain biasanya diletakkan di bagian depan ketika kain dipakai.

Cara perawatan Kain songket
Perawatan kain songket harus dilakukan dengan hati-hati. Kain songket tidak bisa terkena panas atau disimpan di ruangan yang sembarangan. Perawatannya harus benar-benar diperhatikan. Setelah dipakai kain songket mesti diangin-anginkan terlebih dulu, kemudian digulung dan setiap tiga bulan sekali harus dibuka (dijabarkan) untuk menghilangkan bau atau ngengat yang mungkin ada di dalam lipatannya.

Tips Untuk Memelihara Songket
1.      Kain songket sebaiknya digulung mengelilingi batang pralon atau karton seperti menyimpan tekstil modern tetapi kain songket hendaknya dilapisi dahulu dengan kertas minyak, kertas roti atau kertas kopi. Jangan sekali-kali menggunakan kertas koran.
2.      Kemudian kain dibungkus plastik disimpan dalam lemari dan diletakkan berdiri atau miring.
3.      Lemari penyimpanan di beri butir-butir lada atau cengkeh yang ditakuti rayap atau ngengat.
4.      Kain tidak boleh di dry clean atau di laundry jadi hanya diangin-anginkan.